28.9.15

Senandung Lirih




Lelaki itu memilih gitar, di antara berbagai macam opsi yang mungkin bisa direngkuhnya untuk menginterpretasikan dua penggal kata yang tengah mewakilinya saat ini: patah hati. 

Minggu depan aku menikah.

Ia bisa saja menjatuhkan pilihan pada bir yang terkesan lebih gentle bagi sebagian orang. Namun lelaki itu lebih bisa memaknai kata gentle lebih baik ketimbang sebagian orang yang tadi. Baginya, menghilangkan kesadaran sementara dengan minuman keras hanya untuk orang-orang lemah, yang tak sanggup menaklukkan badai tornado yang berkecamuk dalam diri. Bukannya tidak mengharapkan untuk dapat menghapus jejak ingatan, justru sang lelaki tengah berjuang menghapuskan memori yang melekat kuat dalam dinding-dinding, pada jalanan yang sunyi maupun di tengah kemacetan, di ujung gang atau jalan tol yang tak bercabang. Setiap sudut kota memiliki kenangan tentang gadisnya, yang ingin disapunya dalam sekali usapan. Bahkan setiap helai udara, nama perempuan itu akan selalu didengarnya. Lirih, bernyanyi dan bersenandung, dalam puncak kemarau atau di tengah hujan. Menarikan tarian kenangan yang berpusar pada diri sang dara, sementara si laki-laki terombang-ambing hingga mabuk dan nyaris mati... ya, dia sudah mabuk tanpa pernah menyentuh bir. Jadi, jika hakikatnya dia telah menyerahkan sedikit kewarasannya untuk mengaku kalah dengan keadaan, untuk apa lagi zat adiktif itu direguknya?


Maaf cuma bisa kasih tahu lewat bbm.


Pemuda itu juga bisa memilih aspirin untuk meredakan nyeri di kepalanya, atau analgesik yang menghilangkan sakit tanpa harus membayar momen kehilangan kesadaran. Tapi melupakan kenangan tidak semudah minum obat tiga kali satu dalam sehari. Tidak segampang tertidur untuk berharap saat bangun luka yang menganga akan kering. Tidak semudah itu. Si pesakitan sekarang tengah menikmati penjaranya sendiri, merasakan kehampaan saat lubang yang tercipta di dalam hidupnya muncul karena sebuah kepergian.

Tapi si lelaki juga memilih pergi, segera setelah fakta menyayat hati itu sampai padanya. 

Pesan yang masuk ke dalam ponselnya belum ia balas.

Lalu dipetiklah gitar itu, bukan dengan nada sumbang, apalagi dengan untaian alunan dramatis yang mewakili sayap kanan sang Eros yang patah hingga ia tidak dapat terbang, memabukkan cinta pada sepasang insan, meskipun apa yang tengah berkecamuk di dalam dadanya lebih dramatis ketimbang itu. Petikan gitarnya cepat, tegas, lugas, namun mengiris hati lebih tajam ketimbang lagu-lagu yang dipilih perempuan untuk menemani rasa sakitnya. Dia seorang adam, bukan hawa. Dia memiliki caranya tersendiri untuk menyenandungkan luka.


Bodoh... kamu tentu saja sudah tahu kabar ini. Tapi... maaf, baru mengucapkan itu secara langsung... sekarang. Kalau kamu minta penjelasan, aku akan berikan... aku baru siap untuk memberikan....


Lelaki itu memainkan gitarnya dengan frustasi, mencoba meredam segala jenis pertanyaan tentang gadisnya, yang memutuskan hubungan dengan dirinya dan selang beberapa bulan kemudian mengikrarkan diri mengikat janji dengan pria lain. Pria lain...

Kenapa kau pergi?

Gadis yang terpaut lima tahun lebih tua darinya itu pernah mengatakan bahwa, usia yang terbentang hanyalah bilangan angka. Untuk apa merisaukan perbedaan umur jika hati sudah melebur? Ya. Untuk apa. Sebuah pertanyaan yang memiliki jawaban sama dengan banyak pertanyaan lain yang menyerbunya di dalam kepala.

Petikan gitar makin kencang meskipun nadanya tetap harmonis. Suara baritonnya tegas, nyaris sumbang untuk meredam suara-suara yang mulai menjajah pikirannya. Sesekali lirikan matanya beralih ke tab percakapan yang dibiarkannya terbuka.

Arga... pulanglah. Papamu mengkhawatirkan dirimu. Maafkan aku. Maafkan kami.

Dia adalah peselancar yang mendadak lemah. Pilihan apa yang bisa dilakukan olehnya selain menaklukkan ombak dengan gagah ataukah dia akan terseret ombak dan terbawa ke lepas pantai? Akhirnya toh dia menyerah kalah. Ke manapun ia melangkah, kenangan akan gadisnya akan tetap ada, bagaikan jejak-jejak kaki yang ditinggalkan di atas bumi. Kini, dia akan tetap mengenang si pemilik senandung, ratu yang pernah bertakhta dalam kerajaan di mana dialah sang abdi, bahkan budak yang dengan setia melayani. Sang ratu akan bersanding dengan raja. Dan raja itu bukanlah dirinya.

Yang dibutuhkan seorang lelaki patah hati hanyalah waktu. Dan baginya sebuah senandung yang digetarkan dengan lirih.

Nanti aku pulang.

Tangannya bergetar untuk mengetikkan sebuah pesan.

Mama.

Semoga kau temukan apa yang kaucari. Yang tak kaudapatkan dari aku.

Aku harus membiasakan panggilan itu mulai sekarang, bukan?

Karena gadis itu akan menjadi ratu dalam singgasana kerajaan ayahnya.




----

Diikutkan dalam #KataNada @KampusFiksi. Inspirasi dari Senandung Lirih by Iwan Fals

22.9.15

Tarian Kemarau




Matahari mencapai puncaknya saat seorang gadis dengan kaki gemetar melangkah ke tengah ladang yang kering kerontang. Dadanya bergemuruh bagaikan embusan badai di musim salju. Laksana deru es memeluk angin kencang yang menghantam setiap gubuk kecil yang hanya memiliki kayu bakar terakhir dengan api menyala sendu. Tapi itu semua hanya berlangsung di dalam benak sang dara. Tidak pernah ada badai salju di tanah mereka. Meskipun ada, dan andaikan badai salju tersebut akan memorak-porandakan gubuk mereka, itu jauh lebih baik ketimbang puncak kemarau yang tengah melanda sekarang.

‘Setidaknya, jika musim dingin itu terjadi, aku tidak perlu mengalami ketakutan yang tengah kualami saat ini,’ batinnya.

Tangannya menggenggam sebatang bambu dengan ujung runcing yang bahkan tidak pernah ditatapnya. Dari jarak tidak terlalu jauh darinya, pemuda berusia dua tahun lebih muda darinya menghunuskan pedang, tatapannya mengandung nafsu untuk mengalahkannya dalam sekali tebasan. Gadis itu, Naya namanya, hanya berani menatap dengan getir, tidak mampu menyembunyikan ketakutan yang bersemayam pada kedua bola matanya, membiarkan sang pemuda meraup sisa-sisa harapan yang dia miliki… kalau masih ada.

***

“Aku sudah memutuskan…,” tatapannya melayang ke atas kasur, saudara lelakinya terbaring tak berdaya di sana, “aku yang akan menggantikan Victor pada Turnamen Tarian Kemarau nanti,” lanjutnya dengan suara pelan namun tegas.

Seketika gubuk yang hanya memiliki satu obor sebagai penerangan itu hening. Sebuah keheningan yang menyayat hati, bagaikan permainan suling dalam upacara kematian di Halfland yang dilangsungkan secara turun-temurun hingga sekarang. Dan keheningan itu dipecahkan oleh isak tangis teredam salah seorang adik perempuannya.

“Ba… bagaimana mungkin aku membiarkanmu turun dalam turnamen itu, Naya?! Setelah apa yang dialami Victor dua tahun yang lalu pada turnamen yang sama?!” pekik Isabella adiknya.

***
  
Gemuruh penonton di pinggir ladang membuyarkan ingatannya yang tadi sempat berkelana menyusuri masa beberapa hari sebelum dirinya berada di pusat keramaian ini. Pandangan Naya bergerak menyusuri penonton, barangkali adik-adiknya ada di antara kerumunan mereka, menontonnya. Meskipun beberapa kali ia mengharapkan tidak ada satupun kerabatnya yang akan menangisi darahnya yang tertumpah di atas retakan tanah ladang panas dan kering.

*** 

“Victor tidak pernah muncul sejak kekalahannya dua tahun lalu, aku tidak dikenal oleh mereka. Dan aku yakin, mereka tidak akan pernah memedulikan apakah Victor atau siapa pun yang akan mewakili rumah ini dalam turnamen.” Dadanya seolah berapi, bagaikan ranting dan daun kering di puncak musim panas yang terkadang membakar dirinya sendiri. “Aku tidak akan pernah membiarkan mereka membawa Victor yang lemah.” Suara Naya tercekat. 

Dia bisa membaca pikiran Isabella, bahkan Maureen adik bungsunya yang bisu dan hanya menatap dirinya dengan berkaca-kaca. Satu-satunya opsi yang paling memungkinkan adalah membiarkan Victor masuk ke dalam pertandingan, dengan begitu bisa memuluskan jalan kakak sulung mereka hingga tidak lagi merasakan kesakitan. Itu adalah satu-satunya opsi, hingga Naya mencetuskan niatnya untuk menggantikan posisi Victor, mengenakan jubah dan baju zirahnya, memasang ikat kepala hitam sebagai pertanda bahwa dia pernah menjalani pelatihan militer bersama banyak pemuda di tanah Halfland beberapa waktu silam.

***

Tarian Kemarau, pesta akbar pemanggil hujan di mana awal mulanya para cenayang dan pertapa percaya, bahwa bumi di puncak kemarau pada siklus dua tahunan meminta persembahan. Semua pemilik rumah harus mempersembahkan pemuda mereka sebagai peserta. Darah yang membasuh retakan-retakan tanah pada ladang gandum akan kembali menyuburkan, mengundang hujan turun mengguyur tanah mereka. Raja dan panglima perang turut menabuh genderang, dengan menjadikannya sebagai pesta rakyat dan ladang untuk mencari kesempatan merekrut para perwira baru—mengabaikan yang mati atau terluka parah, ya, tentu saja, Victor adalah contohnya.

“Ini akan sangat mudah untuk diselesaikan,” geram pemuda bernama Vlad.

Satu tebasan pedang menggores lengan Naya, darah menetes pada ujung pedang perak itu. Seringai muncul pada bibir Vlad, barangkali tengah membayangkan 20 keping emas yang akan ia dapatkan jika melewati babak pertama, lalu 200 jika dia sanggup melesat di babak kedua, dan 2.000 emas jika berhasil memenangkan pertandingan ini sampai selesai.

***

"Aku yang wajahnya paling mirip dengan Victor, aku yang bertanggung jawab menjaga kalian setelah Victor tidak mampu melakukannya. Dan aku, adalah seorang pekerja di dapur istana. Melakukan itu bahkan mungkin akan semudah menebas daging kalkun atau mencincang biri-biri sebagai makan siang para pekerja di istana." Suara Naya melemah dan bergetar.

Isabella hendak meneriakkan tangisnya, namun ditahan karena tidak ingin membangunkan kakaknya yang tengah tidur terkulai lemah. Hanya Maureen yang bangkit. Air matanya sudah diusap dengan punggung tangannya, lalu tangan mungil itu mengambil sebilah belati, membuat kedua kakaknya terkejut dengan apa yang dilakukan si bungsu bisu mereka.

***

Satu tebasan lagi menerabas ke arah kiri, namun tindakan impulsif sang gadis, secekatan saat ia menghampiri tungku ketika air rebusan kepala kambing yang ada di dalamnya mendidih dan hendak meluap dan menyimburkan air untuk memadamkan apinya di bawah panci, secepat itulah ia mengelak dari serangan yang baru ini. Dadanya masih berdebar. Gadis itu terkejut, lawannya gemas dengan upaya pembelaan dirinya.

“Orang yang bangkit dari sekarat bisa juga membela diri? Apa kabar Victor? Lelah dengan tidur panjangmu?” ejek Vlad kepadanya.

Gemuruh kembali melanda dada Naya. Ia tahu yang dirinya lakukan hanyalah perlu diam, sediam yang Maureen lakukan, untuk memerankan skenario ini.

Untuk memenangkan babak dalam pertempuran, petarung hanya perlu menjatuhkan dan memerahkan tanah dengan darah lawan. Hanya itu. Tapi, jarang menemukan para petarung baik hati yang mau membiarkan lawannya terjatuh saja. Dan Naya terlanjur berjanji pada Maureen untuk melakukan satu hal.

Dua kali lengan kanannya tertebas, yang ini cukup dalam. ‘Ini hanya seperti tergores pisau daging!’ batinnya meyakinkan diri. Tapi Naya masih berdiri dengan kedua kakinya. Tombak yang menjadi senjata membantunya untuk bertahan.

SRET!

Vlad memotong bambunya hingga terbelah menjadi dua, Naya berdiri limbung tanpa tumpuan bersandar. Bambunya menyisakan setengah. Matanya menyalang, menatap dengan tegas wajah lelaki itu. Dengan kekuatan entah datang dari mana, gadis itu akhirnya bersuara.

“Aku tidak akan membiarkan nyawaku dihargai hanya dengan 20 keping emas!”

Vladimir terkejut mendengar suara perempuan, dan saat ia lengah itulah si gadis kidal memindahkan bambunya, dengan ujung yang terbelah ia menggoreskan luka di tempat yang sama dengan yang ia dapati. Suara pedang berkelontang jatuh, dengan satu kakinya gadis itu menendang dada sang lawan dan membiarkan pemuda itu terjerembab di tanah. Darah lawannya telah membasahi bumi, masuk ke dalam rongga tanah yang retak.

“Kau! Bisa-bisanya!”

Gemuruh suara dan tabuhan gendang semakin memekakkan telinga saat mereka telah mendapatkan pemenangnya.

Setidaknya, Naya telah menepati janji pada adiknya, dan ia tahu bahwa Maureen akan melaksanakan janji yang ia minta, di malam saat gadis itu memotong rambut panjang miliknya.


***

Mata Maureen berkaca-kaca, namun tangannya sigap, mencengkeram pirang platina berombak milik kakaknya. Terdengar bunyi gesekan rambutnya dengan belati… dan kini jatuh ke atas lantai kamar tempat mereka berkumpul di malam itu. Isabella berlari keluar kamar dan berlari ke peraduannya sendiri. Dari bawah, raungannya masih terdengar samar. 

“Jadi, kau merestuiku, Maureen?”

Gadis itu mengangguk, namun belatinya dengan cekatan memotong rambut panjang Naya. Dia tahu, jika ingin menggantikan peran Victor, Naya harus melakukannya dengan sempurna.

“Jika aku menjadi korban nanti, kaulah yang akan menggantikan peranku di rumah ini.” Naya menahan suaranya supaya tetap tenang. “Isabella, biarkan dia memupuk dan meraih mimpinya untuk menjadi seorang istri pekerja istana. Biarkan dia menempuh jalannya. Tapi kau, kau harus percaya, Victor akan pulih. Aku percaya itu. Kau hanya perlu bersabar dan terus merawatnya….”

Suaranya terhenti karena adiknya menatap wajahnya dengan lekat, Naya melihat kesungguhan yang tidak pernah dilihat sebelumnya pada gadis tiga belas tahun itu.


“Aku berjanji, nyawaku tidak akan kubiarkan hanya seharga 20 keping emas saja.”




---

Diikutkan dalam #FragmenKemarau @KampusFiksi | 1.200 kata | Sumber gambar

12.9.15

My Own World

Hai hai, kali ini saya hadir untuk memberikan kesan pada sebuah buku mewarnai yang baru saja saya miliki. Hah, buku mewarnai? Iyaps, jadi ceritanya, saya baca di ulasan goodreads seorang teman, katanya lagi ada buku mewarnai untuk orang dewasa dengan jargon "anti stress". Lalu kemudian saya cek di akun instagram komunitas @tabrak_warna dan menemukan banyak gambar menarik di sana (yang sudah diwarnai tentu saja). Tertarik? Jelas. Beberapa kali cek di gramedia nggak dapat bukunya, adanya buku sejenis yang harganya lebih mahal dan gambarnya lebih rumit. Akhirnya, saya pesan online di bukabuku.com pas dapat diskon 30%. Pokoknya intinya dapat harga plus ongkos kirim totalnya Rp. 88.300,- lalu saya beli pensil warna merk Kenko, yang 36 warna seharga di bawah 30.000,- kurang sedikit (lupa harga pasnya berapa).

Dan... taraa... bukunya sampai di hari jumat tangal 11 Septermber 2015.






Sebagai pemanasan, ini adalah gambar di bagian awal yang sudah saya warnai. Untuk selanjutnya, saya akan terus mengupdate progress gambar-gambar saya sampai akhirnya ke-46-nya selesai. Sanggup nggak ya =))




#1 Brunette Girl

“The happiest person is the prettiest.”




Saya menyelesaikan ini nggak sampai satu jam. Rambutnya sengaja pengin warna cokelat dan bunga-bunganya warna merah, pink, dan ungu. Selesai tanggal 11 September 2015.


#2 My Owl

“It’s better to be absolutely ridiculous than absolutely boring."



Karena bukunya masih "anget", jadi hari itu saya mewarnai banyak banget. Termasuk si owl ini. Pakai tabrak warna, yang penting percaya diri aja, dan hasilnya nggak mengecewakan. Selesai tanggal 11 Septermber 2015.



Akan terus diupdate gambar-gambarnya sampai selesai =))










How to Tell the Time (Menyatakan Jam dalam Bahasa Inggris)

Cara menyatakan jam dalam bahasa Inggris ada beberapa jenis. Yang pertama, cukup mudah karena kita menyebutkan sesuai dengan cara penulisan. Misalnya:

  • 7.15 : seven fifteen
  • 9.24 : nine twenty four
  • 2.02 : two oh two
Catatan: Kalau misalnya menitnya dari rentang 1 sampai 9, diberi 'oh' di tengah-tengah.


Cara kedua adalah dengan menyebutkan menit terlebih dahulu baru jam. Ada dua jenis untuk yang ini, yang menuju dan yang lewat

Sekarang kita bahas yang "lewat" dulu. Apabila jarum panjangnya berada di rentang 1 hingga 30 menit, kita menggunakan past. Artinya, patokan kita adalah, waktunya lewat sekian menit. Misalnya, jika waktu menunjukkan bahwa sekarang pukul 11.10, itu artinya sekarang sudah pukul 11 lewat 10 menit. Nah, ingat tadi bahwa cara ini, kita akan mendahulukan penyebutan bilangan menit baru jam.

11.10 dalam bahasa Inggris menjadi: ten past eleven. (Sepuluh menit lewat dari jam sebelas.)

Selanjutnya, kita akan membahas "menuju". Apabila jarum panjangnya berada di rentang 31 hingga 59 menit, kita menggunakan to. Artinya, patokan kita adalah, waktunya menuju ke jam selanjutnya. Misalnya, jika waktu menunjukkan bahwa sekarang pukul 10.50, itu artinya sekarang sudah pukul 11 kurang 10 menit. Masih pakai pola yang sama dengan sebelumnya, maka:

10.50 dalam bahasa Inggris menjadi: ten to eleven. (Sepuluh menit menuju jam sebelas.)

Bagaimana? Sudah bisa membedakan?

Ada beberapa hal yang perlu diketahui lagi di sini:
  • Penyebutan 15 menit berubah menjadi quarter (yang artinya seperempat, dimaksudkan di sini adalah seperempat jam).
  • Penyebutan 30 menit berubah menjadi half (yang artinya setengah, ini juga dimaksudkan setengah jam).
  • Jika jarum panjang tepat di menit ke 12, maka kita menyebutkan dengan menambahkan o'clock.


Sekarang mari kita menuju ke contoh yang bisa kita bahas bersama.






a. 06.00 >> six o'clock.
b. 07.15 >> a quarter past seven.
c. 08.30 >> half past eight.
d. 09.45 >> a quarter to ten.
e. 10.20 >> twenty past ten.
f. 11. 40 >> twenty to twelve.
g. 11.50 >> ten to twelve.
h. 12.10 >> ten past twelve.
i. 01.20 >> twenty past one.
j. 02.35 >>twenty five to three.


4.9.15

Operasi Penjumlahan dan Pengurangan

Saya cukup terkejut bahwa sampai di level SMA dan SMK, banyak yang masih belum paham tentang pembelajaran sederhana operasi penjumlahan dan pengurangan. What?! Itu kan pelajaran SD kelas... well saya lupa, yang jelas itu dasar sekali. Kalau sudah bertemu dengan tanda yang berbeda, sudah kacau lah itu hitungan. Saya benar-benar menyadari itu pas mengajar les privat. Kalau di sekolah sih nggak begitu kerasa, kan saya ngajarnya Fisika ya, operasi nggak sedetail di pelajaran Matematika.


Oke, barangkali langsung saja. Jadi, saya punya tips nih untuk memudahkan pemahaman tentang operasi penjumlahan dan pengurangan. Sebagai contoh, saya kasih soal dulu ya, yang mau menyimak silakan, supaya tahu bedanya bagaimana.


  1. 6 + 11 = ...
  2. 6 - 11 = ...
  3. 6 + (-11) = ...
  4. 6 - (-11) = ...
  5. -6 + 11 = ...
  6. -6 - 11 = ...

Nah, itu kan sederhana sekali ya, hanya ada angka 6 dan 11 dengan tanda operasi yang berbeda-beda. Lantas bagaimana cara mengerjakannya, saya punya beberapa prinsip.

  • Jika ada operasi tanda + dan tanda - maka, cara mengerjakannya: kurangkan angka yang nilainya paling besar dengan yang nilainya paling kecil. Tandanya mengikuti tanda yang angkanya besar.
  • Jika ada operasi tanda - dan tanda - (yang tandanya sama) maka, cara mengerjakannya: tambahkan kedua angka tersebut. Tandanya jadi - (kalau keduanya + ya nilainya jadi + juga). 
Bagaimana, mengerti nggak? Coba kita langsung bahas ya.

Untuk no 1 jelas sekali kan ya jawabannya? Berapa? Ya 17.

Untuk no 2 dan 5 coba perhatikan. Dengan cara poin pertama tadi, kita bisa mengerjakannya begini:

2. Angka yang besar adalah 11, jadi 11 dikurang 6. Hasilnya, 5. Tandanya? Ikut tanda yang angkanya besar. Yang angkanya besar itu kan 11, tanda di sebelah kiri 11 adalah - jadi, hasil kita adalah -5.

5. Pakai cara yang sama seperti no 2, bedanya adalah, tanda di sebelah kiri adalah + sehingga hasilnya adalah 5 (tanda + nya nggak usah disertakan).


Sekarang coba lihat no 3 dan 4. Itu kan di antara kedua angkanya ada tanda kurung. Prinsipnya, kalau + bertemu - tandanya akan berubah jadi - sehingga: 6 + (-11) = 6 - 11. Cara mengerjakannya, ikut prinsip yang di atas. 11 dikurang 6 sama dengan 5, tandanya ikut tanda yang 11. Hasilnya, -5.

Tapi kalau tandanya - bertemu - berubahnya jadi + sehingga: 6 - (-11) = 6 + 11. Hasilnya, 17.

Terakhir kita bahas soal no 6. Untuk mengerjakan yang ini, perhatikan prinsip poin kedua ya. -6 - 11, itu artinya kedua tandanya sama, maka angkanya kita tambah. 6 + 11 hasilnya? 17. Iya benar. Tapi tandanya ikut si tanda itu tadi. Karena tandanya - jadi hasilnya -17.


Jadi kalau kita tuliskan lagi hasil pekerjaan kita, maka hasilnya adalah sebagai berikut:
  1. 6 + 11 = 17
  2. 6 - 11 = -5
  3. 6 + (-11) = 6 - 11 = -5
  4. 6 - (-11) = 6 + 11 = 17
  5. -6 + 11 = 5
  6. -6 - 11 = -17

25.7.15

Kisah Faqir dan Penjahat

Pada suatu hari di masa lalu, seorang dari kaum Qalandar bertemu dengan seorang penjahat besar. Pada masa lalu, seorang faqir pengelana tiba di sebuah oasis di sebuah gurun barat. Dia seorang Qalandar yang berkelana di gurun-gurun Afrika dan Arab selama bertahun-tahun. Dia mencari-cari tempat penyendirian agar bisa mengingat Tuhannya dan merenungi misteri -misteri-Nya. Amal, iman, dan kepasrahannya kepada Tuhan membuatnya dianugerahi kedamaian jiwa. Ketulusan dan ibadahnya di Jalan Cinta sangatlah mendalam, sehingga hal-hal gaib tersingkap padanya, dan ia menjadi seorang Wali, Sahabat Allah.

Faqir itu tiba di oasis pada malam hari. Ia segera merebahkan tubuhnya di bawah pohon kurma untuk beristirahat sejenak sebelum menunaikan shalat Tahajud. Tetapi, tanpa disadari, ada lelaki lain yang juga sedang beristirahat di dekat pohon itu.

Tapi lelaki itu adalah penjahat tersohor, gembong dari sekelompok penjahat yang dahulu sangat ditakuti orang. Mereka dulu suka merampok kafilah-kafilah pedangan kaya yang bepergian melalui kota-kota di pedalaman. Tapi kekejaman para penjahat itu akhirnya sampai ke telinga Sultan, dan karenanya ia memerintahkan prajuritnya untuk memburu dan membunuh gerombolan perampok itu. Banyak anggota perampok yang tertangkap dan dipancung kepalanya. Yang lainnya meninggalkan gembong penjahat itu. Sebagian lagi mengkhianatinya karena takut dihukum mati seperti kawan-kawannya yang lain.

Akhirnya, pentolan penjahat itu sendirian. Hartanya ludes semua. Uangnya yang terakhi sudah habis dalam pelarian. Kini ia menjadi buron nomor wahid. Kepalanya dihargai sangat mahal. Bahkan, mantan kawan-kawannya tak mau lagi menolongnya. Mereka juga takut jika kemarahan Sultan menimpa diri mereka. Karena itulah penjahat ini melarikan diri berhari-hari melintasi gurun dan sampai di oasis tersebut dalam keadaan letih dan lapar. Ia duduk di bawah pohon dan merutuki nasibnya yang malang.

Nah, sekarang aku bertanya pada kalian, dari dua lelaki itu, mana yang lebih agung dan mana yang lebih rendah? Siapa yang diberkahi Allah dan siapa yang dilaknat-Nya? Jangan, jangan menjawab! Kalian tak akan tahu jawabannya, sebab kalian bukan hakim mereka. Hanya Sang Penciptalah yang berhak menghakimi ciptaan-Nya.

Tapi, Malaikat Munkar dan Nakir, yang bertugas menanyai orang yang sudah meninggal, melihat keadaan dua orang itu. Kata Malaikat Munkar, "Di sini jelas tampak beda antara emas yang murni dan yang palsu. Dua orang ini sudah bisa dinilai mutu jiwanya, walau mereka belum mati. Allah akan mengangkat lelaki yang saleh dan setan akan menemani lelaki jahat itu."

"Pasti demikian," kata Nakir setuju. "Emas sejati alangkah langka. Surga amatlah luas, dan neraka penuh api yang menyala-nyala hingga ke dasarnya."

Allah mendengar bersitan pikiran kedua malaikat-Nya itu. Dia berbicara kepada hati dua malaikat itu: "Kalian telah menghakimi nasib mereka. Namun manusia akan celaka jika Aku menghakimi makhluk-Ku hanya dengan keadilan belaka. Bukankah Aku Maha Pengasih lagi Maha Penyayang? Saksikanlah! Aku akan mengunjungi mereka dalam tidur dan visi mereka, agar kalian tahu kebenaran sejati dari makhluk-Ku."

Lalu Allah menidurkan dua orang itu dan mengirimkan mimpi kepada Si Faqir dan penjahat tersebut. Qalandar yangalim itu bermimpi berada di dalam nearaka, bahkan berada di dasar neraka yang paling dalam, dengan nyala api yang paling lebat dan hebat. Sedangkan pentolan penjahat itu berada di surga, berdiri bersama-sama para Wali Allah di hadapan singgasana-Nya.

Apakah baik memasukkan orang jahat ke surga? Apakah adil memasukan orang saleh ke dalam neraka?

Tidak ada yang menjawab.

Bagus! Membersihkan hati dari penghakiman akan membuka Jalan Cinta. Dan itulah pelajaran yang diterima oleh Malaikat Munkar dan Nakir.

Sebab, kedua malaikat itu menyaksikan Si Faqir yang saleh berada di tengah-tengah neraka, dan melihat orang yang sangat baik ini berdiri telanjang dengan api membakar dagingnya. Jeritan jiwa-jiwa yang tersiksa membuat telinganya sakit. Tapi lelaki itu tidak merasakan kesakitan saat api neraka membakarnya, dan ia bahkan tak terkejut ataupun takut. Ia hanya memikirkan Sang Kekasih. dan penderitaan sehebat apa pun tak bisa mengalihkan perhatiannya kepada Allah. Ia lalu duduk diselimuti kobaran api yang panas dan menyesakkan. Dengan suara tenang dan keras, sufi itu mulai berzikir:

Laa ilaaha illaallaah! Laa ilaaha illaallaah!

Api itu menyala lebih hebat saat zikirnya menggelegar. Lalu api itu meredup, dan gunung-gunung api di neraka bergetar hebat mendengar zikirnya. Jiwa-jiwa lain yang disiksa di neraka berhenti menjerit dan memasang telinga lebar-lebar, karena nama Allah selama ini tak pernah diucapkan di neraka. Kemudian suara lenyap kecuali zikir itu. Lelaki terus berzikir sampai dasar dan fondasi neraka berguncang hebat, sedangkan para penghuni lain yang terkutuk di neraka mulai mendapatkan secercah harapan untuk bebas dari azab neraka.

Neraka itu pasti akan runtuh berkeping-keping jika Iblis tidak muncul dan memohon kepada Si Faqir untuk menghentikan zikirnya. Tapi lelaki saleh itu terus saja zikir, sebab ia sudah lama menapaki Jalan Cinta, dan kehendak sang Kekasih sudah menjadi kehendaknya, entah ia dimasukkan ke surga atau neraka.

Allah juga memperlihatkan keadaan penjahat itu kepada malaikat-Nya. Mereka melihat penjahat itu berdiri dengan jubah panjang, gemetar di tengah-tengah penghuni surga di hadapan singgasana Allah Yang Mahakuasa. Dan Malaikat Jibril berbicara kepada lelaki itu:

"Dengan rahmat dan kasih Allah, Penciptamu, perbuatan burukmu telah dimaafkan," katanya. "Kini masuklah dengan damai."

Dan kini, kebenaran memasuki hati si penjahat itu. Ia amat takjub, air mata menetes dari matanya. Lalu ia menyaksikan keagungan dan keindahan Zat Yang Maha Pengasih. Ia pun tersungkur dan menangis sejadi-jadinya.

Dan Allah berfirman kepadanya: "Wahai anak cucu Adam, janganlah takut. Sebab tiada satu pun yang terperosok ke dasar tanpa bisa Kuangkat kembali ke permukaan."

Penjahat itu tak lagi jeri. Ia berlutut dan bersujud kepada-Nya sembari terus menangis. Air matanya mengalir tiada henti. Ia menyesali hidupnya yang kelam di masa lampau. Air matanya menjadi aliran rahmat yang tak bisa berhenti. Kaki Sang Wali yang tidur di sebelahnya basah oleh air mata.

Ia akan terus menangis kalau saja visi yang dihadirkan Allah itu tidak diakhiri. Kedua lelaki itu bangun mendadak. Kemudian sang penjahat melihat Si Faqir. Ia mendekati Faqir itu sambil masih menangis. Si Faqir yang mengetahui keadaannya, lalu memeluknya. Mereka berdua melakukan shalat dan berdoa bersama sampai fajar mengembang. Akhirnya, penjahat itu menjadi murid Si Faqir. Demikianlah....

Sementara itu, Malaikat Munkar dan Nakir, yang baru saja melihat setetes dari rahmat Allah yang tiada habisnya, bersujud di hadapan Tuhan. Mereka malu karena terburu-buru menghakii. Penilaian Allah berada di luar pemahaman manusia dan malaikat.



[Dikutip dari "Sang Raja Jin", karja Irving Karchmar halaman 128-134]

8.7.15

Kue Kering Choco Crunch

Ini kue hasil baper dan galau, hahaha...

Nggak kok. Jadi ceritanya, ini kan mau dekat lebaran, dan seperti biasa, kami membuat kue lebaran sendiri setiap tahun..., nggak pernah beli. Dan karena bosan dengan bentuknya yang begitu-begitu saja, jadi sebelum buat iseng googling dulu. Hasilnya? Nemu cookies coco crunch yang bentuknya doggy seperti ini. Lucu kan ya? Tapi berhubung sesuatu dan lain hal, ekspektasi awal yang berharap kuenya lucu jadi serem ya :D makanya dibilang kue hasil baper dan galau begini....


Tampilannya gak menarik sih kalau diperhatikan =)) soalnya dikerjakan sama adik dan ponakan =))


Bahan-bahannya:


  • 300 gram margarine
  • 200 gram gula halus
  • 50 gram cokelat bubuk
  • 1 sedok teh vanili (atau satu bungkus bundar kecil itu juga bisa)
  • 2 sendok makan susu bubuk putih
  • 2 butir kuning telur
  • 350 gram tepung terigu (atau kira-kira saja sampai adonannya mudah dibentuk)
  • choco crunch secukupnya
  • kacang sangrai secukupnya (bisa diganti dengan sprinkle)
  • choco chip secukupnya

Cara membuat:

  • Kocok margarin, gula halus, cokelat bubuk, vanili, dan susu hingga rata dan tercampur semua.
  • Masukkan kuning telur, kocok kembali hingga rata. Matikan mixer.
  • Masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit, hingga adonan menjadi kalis dan tidak lengket saat dibentuk.
  • Bentuk adonan menjadi kepala doggy; cara membentuknya, buat agak lonjong atau mirip segitiga sama kaki. 
  • Tempel choco crunch di samping kanan dan kiri (sebagai telinga si doggy), ditekan supaya pada saat matang, tidak lepas.
  • Tempel choco chip sebagai hidungnya, juga letakkan kacang sangrai yang sudah dipotong kecil-kecil sebagai mata.
  • Letakkan di atas loyang yang sebelumnya sudah diolesi mentega supaya tidak lengket, susun hingga penuh dengan diberi jarak.
  • Bakar adonan di dalam oven dengan suhu kisaran 140 derajat selama tiga puluh menit.
  • Biarkan sejenak di atas loyang hingga kue dingin, lalu masukkan ke dalam toples secara perlahan-lahan.
  • Siap disajikan untuk kue lebaran. :)



7.7.15

[Babylonia] Review Bab 1 dan 2

Assalamualaikum....


Jadi, saya sudah tertarik banget sama buku ini sejak berbulan-bulan yang lalu. Sudah coba cari di Gramedia, buku ini nggak ada. Sampai pada akhirnya, iseng googling dan ketemu ada yang jual buku ini secara online. Entah kenapa ketertarikan saya sama sejarah rasanya terlambat banget..., kisah peradaban sungai Eufrat-Tigris sebenarnya sudah dipelajari di pelajaran Sejarah waktu sekolah. Entah karena dulu pelajaran sejarah sangat membosankan penyajiannya atau bagaimana (soalnya ingatnya cuma disuruh ngerjakan LKS doang sih sampai bosan, gurunya jarang menjelaskan), jadinya nggak membekas sama sekali. Padahal, mengulik sejarah peradaban itu, seperti mengurai benang akar kehidupan manusia di bumi ini.

Kenapa dengan Babylonia? Karena saya tertarik dengan taman gantungnya (cuma ingat pernah baca di buku sejarah SMA). Dan juga, bisa mengetahui bagaimana manusia-manusia dari ribuan tahun sebelum Masehi itu, menyenangkan sepertinya.

Nah, ini dia sampulnya:




Langsung saja, saya review dari bab pertama dan kedua dulu ya.


Perjalanan dari Masa Lalu


Bab pertama, judul chapternya "Perjalanan dari Masa Lalu" menceritakan tentang Saddam Husein. Awalnya bingung, tapi dari sini kemudian menarik benang merah ke belakang, bahwa kita belajar dari sebuah perjalanan sejarah yang panjang. Perang Iran-Irak bukanlah suatu perselisihan yang terisolasi. Justru perang tersebut merupakan tindakan terbaru dalam perselisihan sengit yang terjadi selama berabad-abad lamanya.

Saya tertarik banget sama sungai Eufrat-Tigris. Beberapa kali dengar dari hadits tentang tempat ini, tapi yah sekadar dengar-dengar doang. Di sini digambarkan kalau tempat ini dijadikan perebutan penguasaan. Dan juga diyakinin sebagai tempat strategis lintas peradaban. Hmm, menarik.


Kerajaan Turun dari Surga


Dimulai dengan membahas tentang Eridu. Para penggemar sejarah Mesopotamia kuno tahu bahwa peradaban dimulai di Eridu, jauh di selatan, di tepi Laut Selatan (Teluk Persia atau Arab) di suatu tempat yang dikenal dengan Abu Shahrein. Abu Shahrein artinya 'Bapak dari Bulan Kembar'. Orang yang kali pertama menghuni tempat ini, membangun gubuk-gubuk gelagahnya di tepi sungai, membuka ladang-ladang untuk ditanami gandum dan jelai, kebun-kebun untuk ditanami sayur-mayur dan pohon kurma, menggembalakan ternak di padang rumput. Para pendatang berdatangan, menjadikan momen revolusioner dalam sejarah manusia.

Kuil Eridu adalah salah satu bangunan yang ditemukan oleh arkeolog dalam penggaliannya. Merupakan simbol dari suatu komunitas yang percaya pada kemajuan ideologi; suatu keyakinan untuk mempercayai kuasa Ilahi yang dipuja dan dimuliakan sebaga suatu ekspresi, penjelmaan, dan perwujudan dari ide tersebut, yakni Dewa atau Dewi Peradaban. 

Para umat pertama datang dari tempat yang letaknya beberapa mil hingga ke pinggiran Apsu, laguna Eridu. Di Eridu, perjamuan suci bisa jadi sesuatu peristiwa yang serius meskipun tidak selalu resmi. Pada suatu hari diputuskan bahwa sebuah kuil permanen bagi dewa kemajuan yang tinggal di air sebaiknya dibangun dalam bentuk kapel kecil. Sementara yang tinggal di Mesopotamia bagian selatan dan seperti penduduk lokal Arab Mrsh saat ini, menghuni rumah-rumah yang dibangun dari buluh-buluh yang dibendel dan dianyam, monumen yang mereka dirikan dibangun dari batu bata. Keputusan ini memberikan isyarat awal dari sebuah fase baru dalam sejarah.

Setiap kota di Mesopotamia telah terinspirasi dan didirikan berdasarkan dewa-dewi tertentu mereka sendiri sebagai rumah duniawi bagi para dewa-dewi tersebut.

Tidak hanya itu, nama-nama yang kita ketahui sebagai konstelasi dan simbol-simbol zodiak kebanyakan mengambil nama-naa Yunani, semua itu diwarisi dari bangsa Babylonia. Dan salah satunya, mungkin lebih kuno: di kejauhan, tampak sangat samar, namun masih gigih menggemakan kisah yang diceritakan para leluhur tentang dewa-dewi yang kuil-kuilnya berdiri megah di Eridu.

Salah satu hal-hal ajaib tentang sejarah Mesopotamia adalah bahwa sejarah yang ada menyoroti sangat banyak asal-usul yang mencirikan dunia kita dalam hal mitos agama. Tentu saja, hal itu bukan untuk mengatakan bahwa asal mula adanya agama dimulai di sini, di dataran baru di ujung Teluk. Agama tentu saja setua kehidupan manusia itu sendiri, dan hampir pasti jauh lebih tua. Namun di sini, di tanah yang baru ini, dengan kehidupan mereka yang baru, para pendatang pada umumnya memulai lagi dan mengulang kembali proses penciptaan suatu agama. Banyak dewa-dewi bangsa Mesopotamia bermunculan dari imajinasi manusia sebagai personifikasi, hipotesa, dan dari berbagai kekuatan alam.

Di kemudian hari, dewa Eridu digambarkan dalam materai berukir yang tampak sedang mengenakan jubah wol berlipat dan mahkota bertanduk yang menunjukkan keilahiannya, dengan dua arus air yang penuh ikan, mungkin untuk menggambarkan Sungai-sungai Eufrat dan Tigris, yang mengalir melalui kedua bahunya. Ketika akhirnya para terpelajar bangsa Sumeria mulai menuliskan mitos-mitosnya sekitar 2.000 tahun setelah pendirian kuil tersebut namanya pun dimunculkan. Naskah-naskah tersebut mencatat bahwa Eridu merupakan rumah bagi dewa Enki, 'Dewa Bumi', 'Raja Eridu', 'Raja Apsu'. Bahkan, kemudian Kitab Kejadian 4: 17-18 menuliskannya sebagai anak Kain: 'Dan bagi Enoch (Enki) lahirlah Irad (Eridu)'.

Konstelasi Capricorn

Jadi saya sedang baca buku "Babylonia" karya Paul Kriwaczek. Di salah satu babnya, ada yang menjelaskan tentang nama-nama konstelasi bintang yang rupanya diwarisi dari bangsa Babylonia. Jadi "Capricorn" di sini bukan membahas soal ramalan abal-abal yang nggak jelas siapa yang buatnya lho ya, tapi tentang konstelasi bintangnya. Oh dan menarik sekali, saya yang kelahiran 5 Januari bernaung dalam konstelasi ini. Mari disimak....

Capricorn (♑) adalah zodiak kesepuluh di Zodiac, berasal dari konstelasi Capricornus. Ini mencakup 270 derajat-300 dari zodiak, sesuai dengan bujur langit. Capricorn dikuasai oleh planet Saturnus. Di bawah zodiak tropis, matahari transit daerah ini dari 22 Desember - 19 Januari setiap tahun, dan di bawah zodiak sidereal, matahari saat transit konstelasi Capricorn dari sekitar 15 Januari-14 Februari. - Dalam astrologi, Capricorn dianggap sebagai tanda bumi,  tanda introvert dan salah satu dari empat tanda kardinal.



Nama-nama yang kita ketahui sebagai konstelasi dan simbol-simbol zodiak kebanyakan mengambil nama-nama Yunani; beberapa di antaranya seperti Leo si Singa dan Taurus si Banteng. Kita mewarisi semua itu dari bangsa Babylonia. Dan, salah satunya mungkin lebih kuno: di kejauhan, tampak sangat samar, namun masih gigih menggemakan kisah yang diceritakan para leluhur tentang dewa-dewi yang kuil-kuilnya berdiri megah di Eridu.

Jika Anda tinggal di belahan bumi bagian selatan dan berjalan di alam terbuka dengan peta perbintangan antara pukul sembilan hingga sepuluh malam, tepat di bulan September dengan langit yang bersih dari kumpulan awan, tataplah cakrawala sebelah selatan dan Anda akan melihat sekumpulan bintang yang tampak samar tersusun bagaikan sebentuk segitiga. Itulah yang disebut sebagai konstelasi Capricorn. Memang tidak mudah melihat bentuk tersebut dengan jelas, namun dengan menambahkan sedikit imajinasi terhadap bentuknya, Anda seharusnya bisa melihat sebuah bentuk yang menyerupai seekor kambing laut, bagian atas seperti kambing sedangkan setengah bagian bawah mirip seekor ikan. Bisa dikatakan, inilah konstelasi pertama yang pernah dicatat, mungkin karena pada masa kuno, titik balik musim dingin (winter solstice) atau hari terpendek dalam serahun ini muncil saat matahari tepat berada di gugusan Capricorn. Juga, mungkin karena imajinasi yang dibentuk bintang-bintang tersebut sejak awal diidentikkan dengan dewa kemajuan Eridu.


Anyway, di Indonesia bisa lihat ini nggak ya? 



Ehm, nah, bolak-balik halaman selanjutnya dari buku ini, ada yang menarik lagi seputar Capricorn, jadi saya tuliskan saja lagi di sini karena sepertinya ada korelasi.

Si Capricorn, seekor kambing bertanduk di atas batas permukaan air, seekor ikan di bawahnya (gambaran ini juga mencerminkan asal muasal di antara nelayan dan gembala) merupakan gambaran bahwa kenangan akan dirinya diwariskan ke anak cucunya. Ingatlah juga sebuah tempat bernama Apsu, yang merupakan sebuah danau keramat tempat ia muncul, terwakili oleh sebuah baskom berisi air tawar yang dipasang di setiap kuil Mesopotamia nantinya--dan mungkin juga, lama kemudian, hal tersebut masih dikenang dalam bentuk Wudu atau pencucian, kolam kecil yang terdapat di setiap masjid Islam dan bahkan mungkin juga ditemukan dalam proses pembabtisan di gereja Kristen.




Sumber: Babylonia, Mesopotamia dan Kelahiran Peradaban by Paul Kriwaczek. Halaman 49-50, 53.