12.2.10

Mengapa kita harus menulis………??


Pernahkah kita lupa,,….???
Berapa kali kita lupa….??
Pada saat kapan kita lupa,,,..??
Dan pertanyaan penting selanjutnya adalah mengapa kita lupa,,,…..??


Benar tidak kalau lupa itu sesuatu yang wajar,,,..?? Sepakat tidak kalau saya katakan bahwa manusia itu tempatnya khilaf dan lupa,,,…?? Ya, lupa itu sesuatu yang wajar dan manusiawi. Tapi menjadi tidak wajar kalau kita selalu lupa berkali-kali, kemudian lupa lagi, dan lagi-lagi lupa. Supaya kita mampu meminimalisir lupa, maka menulisl adalah salah satu solusinya.

Manusia adalah individu yang memiliki banyak keterbatasan terutama dalam hal ingatan. Hanya moment-moment tertentu yang mampu kita ingat sampai sekarang. Padahal banyak moment berharga yang telah kita lalui dalam hidup yang mungkin kurang terpublikasi denagn sempurna. Keterbatasan inilah yang haru diantisipasi dengan mengabadikan setiap moment berharga, menyimpan semua ide yang penting dengan menulis.

Menulis merupakan aktivitas hidup. Dari bangku TK hingga kuliah, kita merekam ilmu pengetahuan yang kita dapat dengan menulis. Menulis adalah sesuatu yang mudah. Cukup dengan bekal sebatang pena, selembar kertas, menggerakkan tangan membentuk rangkaian huruf yang kita pikirkan maka kita sudah melakukan aktivitas menulis. Bahkan dari TK maupun SD kita sudah diajarkan untuk menulis. Dan syarat untuk menempuh kelulusan di perguruan tinggi adalah dengan menulis.

Namun yang membuat kita susah untuk menulis sebenarnya bukanlah karena kita malas untuk menulis, namun kita bingung dengan apa yang kita akan tuliskan, kita bingung akan sistematika tulisan, dan sejuta kebingungan lainnya yang membuat kita enggan untuk menggerakkan pulpen, atau menarikan jari kita di atas keyboard komputer atau laptop.

Jika kita tahu seberapa kuatnya pengaruh tulisan sebagai media, maka kita akan memiliki motivasi untuk menulis. Tulisan dapat membuat seseorang yang sebelumnya tidak dikenal menjadi terkenal, membuat seseorang menjadi kaya, bahkan bisa membuat orang masuk penjara. Begitu kuatnya pengaruh tulisan. Sehingga banyak sosiolog berpendapat, jurnalisme adalah kekuatan keempat yang mampu mengubah kondisi sosial dan politik sebuah negara.
Apabila ditanya mengenai alasan menagpa kita harus menulis, maka kita akan menemukan banyak alasan dan manfaat dari menulis. Motivasi tersebut bisa kita gali dari tekad dalam diri sendiri maupun motivai dari orang lain. Jika ditanya kenapa saya harus menulis, maka jawaban saya adalah....


Menulis itu merupakan firman Allah.

Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, (Q.S. Al Qalam : 1)

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (Q.S. Al ‘Alaq : 4)


Terinspirasi dari seorang pemimpin besar Ali Bin Abi Thalib yang mengatakan ”... ikatlah ilmu dengan menuliskannya....”.


Menulis itu bagaikan membuat prasasti untuk diri kita sendiri.

Kita mengenal praasti dari cerita kerajaan zaman dahulu. Prasasti merupakan suatu bukti sejarah mengenai keberadaan suatu kerajaan, bagaimana sejarahnya, dan bagaimana kehancurannya. Semua terekam dalam prasasti. Menjadi sebuah bukti dari masa lampau yang dihadirkan kemabli untuk masa kini. Kita bisa membuat prasasti itu sendiri untuk diri kita. Kita bisa menjadi pelaku sejarah dalam kehidupan masa depan nanti dengan membuat prasasti itu melalui tulisan.


Menulis dapat memperpanjang usia.

Bukan sulap buakn sihir, namun itulah kekuatan magis dari menulis. Kita hidup di abad 21 yang serba modern, namun kita dapat mengenal manusia dari zaman dahulu seperti Sir Isaac Newton, Galileo Galilei dari tulisan mereka. Artinya, meskipun usia jasad kita nantinya sudah tidak ada lagi, namun usia pemikiran kita akan selau dikenang dan diaplikasikan sepanjang zaman.


Menulis itu memperpanjang ingatan.

Ketika kita menuliskan sesuatu, maka kita telah melakukan beberapa proses belajar. Pertama kita mendapatkan ilmu dan menyimpannya di otak, kemudian kita melakukan proses berpikir lagi dengan memindahkan ingatan itu ke dalam tulisan. Dan proses terakhir yang tidak pernah berhenti adalah kita membaca kembali apa yang kita tulisakn dan itu dapat kita lakukan berulang-ulang kali. Semkin kita banyak membaca, maka ingatan kita akan semakin panjang terhadap apa yang kita tuliskan. Inilah mengapa dengan menulis kita mampu meminimalisir lupa.


Menulis itu juga berfungsi sebagai tabungan.

Ketika kita menabung uang, suatu saat uang itu akan habis untuk kita gunakan. Namun ketika kita menabung tulisan dan mempublikasikannya, maka tulisan dan apa yang kita tulis akan dapat berfungsi sebagai tabungan bagi kita, bukan dalam bentuk harta, namun amal yang akan kita peroleh kelak. Jadi, proses menulis bukan saja proses jangka pendek, nmaun jangka panjang untuk bekal kehidupan kita di masa datang.


Menulis itu bagaikan guru yang tak bersuara.

Menulis mampu mengajarkan orang lain untuk mampu mengetahui sesuatu bagaikan guru yang tak membawa spidol dan tak bersuara. Kita mampu menjadi guru tanpa harus kuliah di pendidikan, tanpa harus memiliki ijazah, tanpa harus berdiri di depan klelas hanya dengan menulis.



Beberapa tips untuk menulis yang ingin saya tularkan yaitu:

1. Menulislah dari hati.
Sesuatu yang datangnya dari hati maka akan sampai pula ke hati. Jika kita menulis dari dalam hati, maka kepuasan akan muncul sendiri ketika kita telah selesai menulisnya. Menulis denagn hati juga akan mendapatkan output yang baik untuk diri kita sendiri maupun odang lain. Itulah mengapa saya katakan jika sesuatu itu datangnya dari hati maka akan sampai pula ke hati.

2. Menulislah dari sesuatu yang ringan
Kita dapat mulai menuliskan sesuatu yang ringan, misalnya jadwal kegiatan harian, menulis catatan yang penting namun terkadang suka terabaikan,.atau kita dapat memulainya dengan menulis reviw agenda-agenda penting kita. menulis diary salah satu cara yang efektif untuk melatih kita untuk menulis. selain mengasah klemampuan berbahasa, menulis diary juga mampu merekam peristiwa yang etrjadi dalam kehidupan kita.

3. Tulislah apa yang kamu pikirkan.
Kalimat ini mungkin familiar di telinga kita. karena terkadang apa yang kita pikirkan tak mampu kita sampaikan secara lisan, maka kita mampu merekamnya dengan menuliskan apa yang kit apikirkan. Suatu ide dapat muncul tiba-tiba, suatu pemikiran yang besar juga muncul dari suatu gagasan yang kecil yang terkadang mampir di benak kita. Maka tidak heran ketika facebook bertanya kepada kita ”apa yang anda pikirkan?” dan seharusnya kita menjawabnya denagn menuliskan apa yang kita pikirkan bukan apa yang kita kerjakan.

4. Tulislah sesuai dengan apa yang kamu suka untuk tuliskan.
Jika kamu memiliki minat pada sastra, maka ekspresi dapat kamu keluarkan melalui tulisan. Lihatlah banyak sastrawan yang mampu menularkan ide, gagasan melalui media sastra. Seperti Buya Hamka atau Habiburrahman El Shirazy, seorang sastrawan yang mampu berdakwah melalui media sastra, Taufik Ismail yang mampu menyarakan realita sosial dalam bentuk puisi. Dengan m,enulis sesuai dengan minat dan bakat kita, maka kita akan menikmati aktivitas ini dan mendapatkan nilai plus yaitu menghasilkan sebuah karya.


Sampai disini, kita sudah melihat bagaimana dahsyatnya efek menulis, manfaat menulis. Namun itu semua akan menjadi sia-sia apabila kita tidak mampu menuliskan sesuatu yang bermanfaat. Ibarat kata ketika kita menuliskan sesuatu yang tidak bermanfaat, maka selama tulisan kita itu dibaca orang lain, kemudian diaplikasikannya, kemudian diajarkan kepada orang lain lagi yang kemudian ikut diaplikasikannya pula, maka kita tidak mampu membayangkan berapa banyak kita telah menyumbangkan sesuatu yang tidak bermanfaat kepada orang lain. Dan sebaliknya, ketika kita menuliskan sesuatu yang bermanfaat, kemudian dibaca dan diaplikasikan oleh orang lain kemudain diajarkannya lagi kepada yang lain, maka berapa banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari aktifitas sederhana ini, yakni menulis.

So, tunggu apalagi,,...?? Mari kita kampanyekan ”ayo menulis” pada diri kita sendiri dan menularkannya kepada orang lain.